Sejarah Madrasah

Sejarah Madrasah

Madrasah Aliyah Ma’arif 03 Seputih Banyak adalah Lembaga Pendidikan Islam Formal swasta tingkat menengah atas di bawah pembinaan Departemen Agama, diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif MWC Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah yang seatap dengan MTs Ma’arif 11 Seputih Banyak, Madrasah Aliyah Ma’arif 03 Seputih Banyak didirikan pada tanggal 15 Januari 1982, dipelopori oleh Tokoh ulama dan Masyarakat Seputih Banyak, Diantaranya :

1.      Suwandi (Pengusaha)

2.      Kholid (Pegawai Departemen Agama)

3.      Jamhuri (Ulama)

4.      Sare’at (Ulama)

5.      Suratno MS (Pegawai Pemda Kabupaten Lampung Tengah)

6.      Zainuddin (Tokoh masyarakat)

7.      Saji (Tokoh Masyarakat)

Sejak awal berdirinya Madrasah yang saat ini di bawah koordinasi Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Cabang Lampung Tengah dipimpin oleh Dawami Umar, BA selaku kapala madrasah pada tahun 1982-1988 dengan ketua pengurus madrasah Suwandi.

Kepala Madrasah berikutnya adalah :

Drs. Ahmad Purwanto      Tahun 1988 s.d 1993

Drs. Purwani                     Tahun  1993 s.d 1998

Drs. Temu                         Tahun 1998 s.d 2002

Drs. Hartodi                      Tahun 2003 s.d Sekarang

Secara Organisatoris, MA Ma’arif 03 dari tahun 1982 sampai dengan sekarang bersetatus swasta di bawah MWC Lembaga Pendidikan Ma’arif Seputih Banyak Lampung Tengah yang telah mengikuti akreditasi dengan status akreditasi B.

Adapun secara geografis MA Ma’arif 03 Seputih Banyak ini tergolong strategis, karena tidak jauh dari pondok pesantren, berdekatan dengan markas koramil, Mandiri, dan Kapolsek, Kantor Camat, Kantor UPTD, Puskesmas Seputih Banyak  serta mudah dijangkau dari berbagai kompung yang ada di Kecamatan Seputih Banyak, sehingga sangat prospektif jika dikelola secara profesional.

Pada awalnya Lembaga pendidikan Ma’arif adalah sebuah Lembaga yang mempunyai ruang lingkup kecamatan tidak mempunyai struktur lembaga hingga ke pusat, yakni pada awalnya lembaga ini adalah Lembaga Darul Ulum pada tahun 2001 barulah Lembaga berubah menjadi lembaga Ma’arif, artinya lembaga ini mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk menangani bidang-bidang sektor sosial keagamaan, ekonomi, maupun pondok pesantren.